Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Mengirimkan Surat ke Diri Sendiri di Masa Depan

Bagaimana rasanya jika kita mendapat surat dari diri kita di masa lalu? Kamu pasti pernah tahu mengenai konsep time kapsul, seseorang atau kelompok yang menguburkan foto, barang-barang ataupun surat kemudian membukanya beberapa tahun kemudian. Konsep ini sering muncul di anime, film, dan novel. Tentunya dengan membuka kotak kapsul waktu tersebut akan membangkitkan kenangan di masa lalu dan membuat bernostalgia. Namun bagaimana jika tidak menguburkan surat, namun malah berkirim surat ke masa depan. Mengirim surat ke diri di masa depan pertama kali saya tahu dari film berjudul ‘Kuchibiru Ni Uta O’ ( Having a Song on Your Lips). Pada film yang diputar tahun 2015 ini, diceritakan bahwa sekelompok anak sekolah dari daerah yang mengikuti kompetisi paduan suara nasional di jepang. Grup paduan suara tersebut membawakan lagu berjudul ‘Tegami’ (surat) karangan Angela Aki. Pada lagu tersebut diceritakan mengenai seseorang yang berusia 15 tahun yang mengirimkan surat kepada dirinya di masa dep

Foto dari Pura Lempuyang: Ketika Gambar di Sosmed Tidak Sesuai dengan Kenyataan

Di akhir bulan Desember tahun 2020 lalu, saya bersama saudara yang datang dari Surabaya berkunjung ke Pura Lempuyan yang berlokasi di dekat rumah nenek saya di Karangasem, Bali.   Pura ini terkenal dengan tempat yang dapat berfoto di antara gapura dengan berlatar belakang Gunung Agung. Gambar 1. Foto dari Pura Lempuyang Lokasi pura ini sebenarnya dekat dengan Kota Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem. Namun awalnya kami sempat nyasar karena mengikuti petunjuk menuju Pura Lempuyang Madya. Setelah bertanya ke penduduk sekitar ternyata tujuan kami adalah Pura Lempuyang Luhur. Setelah tiba di parkiran Pura Lempuyang Luhur, kita wajib membayar tiket seharga Rp50.000, yang sudah termasuk tiket masuk, transportasi pulang pergi dari parkiran bawah ke pura atas dengan shuttle, foto, dan sewa kain sarung. Tujuan kami ke sana adalah untuk berfoto yang hits di antara dua gapura tersebut. Dan ketika sampai di pura pertama ekspektasi yang sudah saya bangun runtuh. Awalnya saya pikir ada semaca

Cari Makanan Halal di Luar Negeri? Gampang!

Selama menjalankan virtual tour dari bulan Mei 2020, pertanyaan yang hampir selalu ditanyakan kepada tour guide adalah apakah mudah menemukan makanan halal di destinasi yang dikunjugi. Pada tulisan ini saya ingin bercerita mengenai pengalaman menemukan makanan halal di negara-negara yang pernah saya kunjungi dan tinggali. Negara yang dimaksud merupakan negara yang mayoritasnya bukan muslim. Di negara muslim seperti di semenanjung arab dan Malaysia tentunya akan mudah menemukan makanan berlabel halal. Ketika pertama kali tinggal cukup lama di luar negeri adalah ketika menjalani summer semester di Kumamoto University, Jepang, ketika tingkat akhir S1 tahun 2015. Pada awalnya, prinsip saya adalah tidak makan babi dan tidak minum alkohol. Saya masih makan onigiri ayam, beef katsudon ( rice bowl ), bahkan makan sushi dengan shoyu (kecap asin) yang mengandung mirin yang beralkohol. Jadi ketika itu saya cenderung makan dan minum sembarangan, karena sekali lagi prinsipnya: asalkan bukan bab

Bekerja dengan Sepenuh Hati: Refleksi dari Lagu Homura oleh LiSA

  “Kerja pakai hati” Kata-kata ini yang masih saya ingat dari sebuah training pengembangan diri yang saya ikuti tahun 2017 lalu. Saya ngobrol dengan salah satu perjalanan pulang ke Bandung dari pelatihan yang bernama eSTe ( Self Transformation ). Bryn, sang trainer, waktu itu mengajak berdiskusi yang menohok saya, yaitu bagaimana kerja dengan menggunakan hati. Ketika saya bilang ingin menjadi scientist , beliau menyuruh menyebutkan ilmuan-ilmuan yang saya ketahui. Saya hanya menyebutkan Einstein dan Newton. Kemudian ketika beliau meminta lagi untuk menyebutkan artis/seniman, banyak nama yang muncul pada benak saya. Kemudian beliau bercerita bahwa kebanyakan artis, musisi, atau pelaku seni lainnya menjalani profesi mereka dengan mencurahkan hatinya. Oleh karena itu nama dan karya mereka dikenang orang banyak. Tidak banyak ilmuan atau peneliti yang terkenal. Salah satunya karena bekerja dengan hati. Apapun profesi kita, jika bekerja dengan hati, kerja keras kita akan menyentuh hati

Persamaan Masalah: Ekspektasi vs Realita

Salah satu kebijaksanaan hidup yang saya pelajari dari mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk ketika kuliah di jurusan Manajemen Rekayasa Industri adalah mengenai rumus masalah dan bagaimana menghindarinya. Masalah muncul ketika keadaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Atau jika dibuat persamaan problem (masalah) adalah reality (realita) dikurangi expectation (ekspektasi). Gambar 1. Persamaan Masalah: Problem = Reality - Expectation Dalam konteks pengembangan produk misalnya, apabila kita mendesain sebuah ponsel yang memiliki daya tahan baterai 18 jam, tapi ternyata hanya dapat bertahan selama 12 jam, akan membuat pembeli merasa keweca. Pembeli memiliki ekspektasi bahwa ponsel dapat digunakan selama 18 jam (sesuai klaim produsen), namun realitanya hanya bisa digunakan selama kurang dari 18 jam. Terdapat gap antara realita dan ekspektasi sehingga timbul masalah berupa ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat digunakan produsen untuk meminim

Perjalanan Darat Penuh Pembelajaran Ketika Kecil

Setiap melakukan perjalanan jauh, selalu ada pengalaman menarik dan ilmu baru yang saya pelajari. Pengalaman pertama saya melakukan perjalan jalan yang jauh adalah ketika kecil melakukan perjalanan pulang kampung dari Bandung menuju Bali. Biasanya saya pulang kampung di waktu liburan semester (sekitar bulan Juli dan bulan Desember) setiap tahunnya. Jarak tepuh dari Bandung ke Kota Ampalura di Bali sekitar 1.200 km dan perjalanan darat memakan waktu hingga dua hari. Biasanya ayah saya yang menyetir berdua dengan Om Kusnadi. Kami mulai perjalanan pagi hari dan berhenti untuk menginap di daerah Nganjuk atau Madiun ketika hari menjelang malam. Sepanjang jalan, ayah saya juga rutin berhenti di tempat-tempat bersejarah untuk mengajarkan kepada anak-anaknya seperti masjid Sunan Kudus, Sunan Ampel di Demak, Keraton Surakarta, serta mengunjungi keluarga dan kerabat di Mojokerto dan Jombang (kakek saya dari ayah berasal dari sana). Selama perjalanan orang tua saya menyiapkan banyak hal aga