Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Kajian Ringan di Grup WA DDV, dari Bertanya Warna hingga Bahasan Tentang Doraemon

Salah satu hal terpenting dalam organisasi adalah melakukan engagement agar para anggota tetap merasa nyaman di dalam organisasi dan dapat mengeluarkan potensi terbaiknya. Jika di organisasi bisnis seperti korporasi engagement dilakukan karena karyawan di dalamnya memiliki kepentingan untuk bekerja dan mendapatkan upah atas hasil kerjanya, tidak demikian dengan organisasi sosial yang bekerja tanpa imbalan. Terlebih apabila dalam satu organisasi tidak semua anggota saling mengenal dan hanya berinteraksi melalui online platform , cara untuk mendekatkan anggota akan semakin sulit dilakukan. Salah satu hal menarik yang saya temui di komunitas Dompet Dhuava Volunteer (DDV) Jabodetabek adalah engagement juga dilakukan dengan cara informal yang mengalir, menyenangkan, dan tanpa terencana. Di grup Whatsapp yang saya ikuti, pernah diajakan kajian online yang serius seperti perihal ketulusan mengabdi sebagai relawan dari kak Indah Permata Sari dan pelestarian manggrove oleh pemerhati dan ak

Evaluasi Berkala untuk Meningkatkan Kualitas Praktikum dan Perkuliahan

Di beberapa jurusan, ada kegiatan praktikum yang dimasukkan dalam struktur kurikulum agar mahasiswa dapat praktik dan lebih paham mengenai materi yang disampaikan di kelas. Pada umumnya, praktikum yang dilakukan di perkuliahan akan berjalan sama setiap tahun, dan berulang terus menerus. Jarang ada evaluasi yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari pelaksanaan praktikum. “Dari dulu sudah begitu”, adalah kata-kata yang sering saya jumpai ketika bertanya mengapa melakukan praktikumnya seperti ini. Bentuk praktikum tetap dipertahankan dari setiap angkatan seolah-olah hal tersebut merupakan hal yang saklek dan tidak dapat diubah. Kalaupun ada perubahan biasanya bentuknya minor, bukan perubahan besar dan tidak terlalu mengubah struktur praktikum. Sebagai jurusan baru, praktikum yang dilakukan di jurusan Manajemen Rekayasa Industri (MRI) ITB cukup dinamis dan sering berubah-ubah. Bahkan setiap angkatan bisa jadi tidak sama topiknya. Maka tidak ada yang namanya “lihat laporan pra

Purnabakti, Penghargaan kepada Dosen atas Pengabdiannya

Senyum Bahagia Para Dosen Purnabakti Titel pahlawan tanpa tanda jasa diasosiasikan pada guru yang mengajar tanpa pamrih. Titel tersebut juga sejatinya cocok disematkan pada dosen yang juga memiliki tugas mendidik mahasiswa, sama seperti guru. Selama ini saya jarang melihat apresiasi pengabdian dosen dari para anak didiknya. Pengalaman saya menyaksikan penghargaan pada dosen-dosen di Teknik Industri (TI) yang berkesan adalah ketika acara purnabakti tiga dosen TI ITB. Bulan Maret tahun 2018 ini bertepatan dengan masa pensiun Pak Pamoedji (Ir. Pamoedji Hardjomidjojo, M.M.), salah satu dosen senior di TI ITB yang pakar di bidang keuangan. Komunitas Teknik Industri berinisatif untuk mengadakan acara purnabakti untuk menghargai jasa-jasa Pak Pamoedji dan 2 orang dosen lain yang terlah pensiun lebih dulu, yakni Pak Mame (Dr. Ir. Mame Slamet Sutoko, DEA) dan Pak Sutarno (Dr. Ir H. Muhammad Sutarno,l SHI, MScI). Walaupun dikatakan pensiun, Pak Pamoedji dan Pak Mame masih aktif mengaj

Kebakaran di ITB, Kesalahan yang Berulang

“ Mata meguru ”, adalah sebuah pepatah Jepang yang berarti ‘ history repeats itself’. Kejadian kebakaran gedung di ITB yang terjadi baru-baru ini mengingatkan saya bahwa kejadian yang mirip pernah terjadi juga sebelumnya, pada rentang waktu yang tidak terlalu lama. Hari Ahad sore, 30 Desember 2018, saya mendapatkan kabar bahwa telah terjadi kebakaran di gedung Teknik Industri ITB. Api mulai merambat dari sekolah pascasarjana Studi Pembangunan yang berada di antara Gedung SBM dan gedung Teknik Industri. Kobaran api segera terlihat petugas keamanan yang sedang berjaga dan tim damkar segera datang untuk memadamkannya. Sang jago merah akhirnya berhasil dipadamkan sekitar 1 jam setelah api menyala. Ia berhasil menghanguskan 1 lantai bangunan berserta isinya. Untungnya tidak ada korban jiwa karena sedang masa libur akhir semester. Hingga saat tulisan ini di buat penyebab kebakaran masih belum diketahui. Api Mulai dari SP Kekhawatiran saya terutama pada ruangan himpunan Kelua

Belajar Kriptografi di Museum Sandi Jogjakarta

Leon Alberti Disc Kriptografi adalah ilmu yang memelajari tentang penyembunyikan informasi dari pihak ketiga dengan menggunakan sandi (code). Salah satu metode sandi yang paling sederhana adalah menggunakan Leon Alberti Disc . Gantungan kunci di atas merupakan model sederhana dari piringan kode yang diciptakan oleh Pak Leon Alberti . Miniatur Leon Alberti Disc ini dapat diperoleh di museum sandi di Jogjakarta. Cara penggunaannya adalah dengan mengganti huruf-huruf dalam kalimat atau kata yang ingin dienskripsi dengan mengacu pada lingkaran kombinasi huruf. Pertama kita tentukan huruf kuncinya, misalkan A=O. Maka kita geser lingkaran dalam sehingga huruf O sejajar dengan huruf A (seperti pada gambar). Selanjutnya huruf-huruf yang ingin dijadikan kode diubah dengan abjad yang ada pada lingkaran dalam.  Misalkan kata "AKU" (huruf di lingkaran luar) diubah menjadi "OYI" (huruf di lingkaran dalam). Cara menerjemahkannya pun tinggal d i balik, ubah huruf

Antara Matahari Terbenam, Pantai dan Pisang

Ada tiga persamaan yang dapat kita temukan pada kebiasaan warga Kota Makassar, Manado dan Balikpapan dalam menghabiskan waktu senja mereka. Warga di ketiga kota tersebut memilih pantai untuk menyaksikan matahari perlahan terbenam di ufuk barat. Sambil menikmati momen memesona tersebut, biasanya ditemani oleh camilan khas yang dibuat dari olahan pisang. Di kota anging mamiri, warga biasanya memenuhi Pantai Akkarena atau p P antai Losari untuk menyaksikan golden sun set sambil menikmati pisang eppe, olahan pisang kepok bakar yang diguyur saus gula merah, kadang ada variasi rasa lain seperti durian, coklat dan stroberi.   Sun Set di Pantai Losari, Makassar Penduduk kota minyak senang duduk santai di Pantai Melawai atau batu-batu Pantai Benua Patra untuk menyaksikan terbenamnya matahari. Cemilan khasnya itu pisang g apit, mirip dengan pisang eppe. Kata gapit diambil dari bahasa setempat yang berarti jepit. Setelah dibakar, pisang tersebut diletakkan di antara 2 buah p

12 Cognitive Biases Explained - How to Think Better and More Logically Removing Bias by Practice Psychology

  This writing is a transcribe from a video with the same title from Practice Psychology Youtube Channel:  Hey Guys! Practice Psychology here and in this video we’re going to be talking about 12 cognitive biases. Most of these were researched by Ismonoff TV, who has some great animations on topics like these, and other self-development topics are. Check them out in the description or on the end screen. Let's get into it! Number one is anchoring bias. We humans usually completely rely on the first information that we received no matter how reliable that piece of information is. When we take decisions the very first information has tremendous effect on our brain. For instance I want to sell you a car and you are interested to buy it with the prices and I tell you $30,000. Now if you come back a week later and I say I'll sell it to you for $20,000 that seems like a new very cheap price do you right? Because your judgment is based on the initial information you got whic

Kherkoff Peutjoet, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Aceh

Makan Kerkhoff yang Terletak di Belakang Museum Tsunami Sumber: bandaacehtourism.com Inilah tempat persemayaman terakhir bagi ribuan tentara Belanda yang tewas dalam agresi penaklukkan Aceh. Masyarakat setempat menyebut kompleks pemakaman ini dengan ' Kerkhof Peutjoet '. Nama kompleks pemakaman ini memang cukup unik karena merupakan perpaduan bahasa Aceh dan bahasa Belanda. Kerkhof dalam bahasa Belanda berarti kuburan. Terdiri dari dua suku kata, ' kerk ' yang berarti gereja dan ' hoff ' yang berarti halaman. Mungkin karena umumnya kuburan di Belanda terletak di sisi gereja maka kemudian gabungan kedua kata ini kemudian diasosiasikan kepada kuburan. Kata ' Peutjoet ' sendiri menurut sejarah berasal dari nama seorang putra mahkota Kesultanan Aceh yang bernama Meurah Pupok. Sang Putra Mahkota yang tak lain anak dari Iskandar Muda, memiliki panggilan kesayangan ' Photeu Tjoet ' (Pocut). Photeu artinya ‘raja’, sedangkan Tjoet artinya

4 Produk Inovasi Sebagai Solusi Minimasi Sampah Plastik di Lautan

Masalah sampah plastik yang mencemari laut kian hari makin mengkhawatirkan. Indonesia menjadi penyumbang ke-2 terbesar untuk volume samplah plastik yang mengotori samudra. Mayoritas limbah plastik berasal dari peralatan sekali pakai. Dampaknya pun besar, tidak hanya mencemari permukaan, tapi juga membahayakan spesies yang berhabitat di laut. Beragam foto dan video mengenai hewan yang terluka, bahkan mati akibat jeratan dan mengonsumsi limbah plastik sering kita jumpai di internet.   Dok. NatGeo: Hewan yang Terperangkap Plastik   Berdasarkan data dari National Geographic edisi bulan Juni 2018, separuh platik yang penah ada diproduksi dalam 15 tahun terakhir, satu triliun kantong olastik digunakan di seluruh dunia setiap tahun, dengan rata-rata masa kerja hanya 15 menit serta perkiraan plastik bertahan itu berkisar dari 450 tahun hingga selamanya. Namun harapan terhadap solusi sampah plastik ini masih ada. Para inovator di Indonesia berpikir mengenai alternatif pemecahan masala