Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

4 Varian Rasa Unik Kit Kat di Jepang

Di sela-sela waktu menunggu penerbangan di bandara Narita terminal 3, ada toko yang menjual oleh-oleh khas Jepang, mulai dari makanan, kartu pos, gantungan kunci hingga baju tradisional.   Hal yang menarik adalah ada beberapa tumpuk Kit Kat dengan berbagai varian rasa. Sebelumnya menurut banyak artikel di Internet, perusahaan Nestle di Jepang emang produksi beragam jenis Kit Kat. Sekarang saja ada lebih dari 20 varian dari sekitar 80 varian yang pernah diproduksi. Dengar-dengar, setiap kota atau prefecture punya rasa kit katnya yang khas. Selama ini yang Saya temukan di Combini (Singkatan Convenience Store, semacam Alfamart dan Indomart di Jepang) dan Toserba semacam Don Quixote Cuma ada rasa Green Tea dan coklat, paling banter juga rasa cheese cake.  Kebetulan di toko itu ada varian lain yang berlum pernah Saya liat, yaitu rasa Hokkaido Red Bean, Wa- Ichigo, Uji Matcha, dan Sakura Matcha. Harga jual perkotak 160 yen (biar gampang anggap 1 yen = 100 rupiah, lebih kurang har

Cerita dari Yamdena

Narasi di bawah merupakan studi kasus perihal konservasi lingkungan di kepulauan Tanimbar yang didapatkan dari perkuliahan manajemen stakeholder: Setelah Oil Boom pada tahun 1970-an, perekonomian nasional Indonesia mulai melirik hutan. Bisa dimaklumi, karena cadangan minyak bumi semakin tipis (diperkirakan akan mencapai ambang batas produksi tidak lebih dari 25 tahun lagi), juga karena harga minyak bumi di pasar internasional juga terus menurun, sementara sektor manufaktur dan sektor industri non-migas lainnya belum bisa diandalkan. Maka, pada dasawarsa 80-an, industri kehutanan menjadi primadona baru untuk ekspor nasional. Pulau-pulau besar yang kaya hutan (Kalimantan, Papu Barat, Sumatera dan Sulawesi) segera menjadi sasaran utama investasi. Tapi, seperti juga minyak dan gas bumi yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui ( non-renewable resources), hasil hutan juga segera menipis menjelang akhir 80-an. Tetapi, roda pembangunan ekonomi yang rakus sumber daya alam

V1MAST bilang Jogja Istimewa

Lagu 'Jogja Love Story' yang dikarang oleh grup musik V1MAST, sedikit banyak memenuhi harapan Saya mengenai genre musik World Music.  Lirik lagunya bisa dibaca di bawah Hey kamu yang cantik Pakai selendang batik Kulitmu eksotis Kayak Parang Teritis Terpanah asmoro ku di Malioboro Aku bahagia Kayak makan bakpia Kamu istimewa Seperti Jogja (Jogjakarta) Kamu amat manis Seperti gudegnya Hey kamu yang cantik Pakai selendang batik Kulitmu eksotis Kayak Parang Teritis Seperti lukisan Mahakarya Afandi Ku jadi berapi Kayak gunung berapi Kamu istimewa Seperti jogja(jogjakarta) Kamu amat manis Seperti gudegnya Seanggun keratonnya Seindah pantainya Secantik candinya Hati ini Dimiliki mu Selamanya Aku tresno karo kamu Kamu tresno karo aku Kamu istimewa Seperti Jogja (Jogjakarta) Kamu amat manis Seperti gudegnya Seanggun keratonnya Seindah pantainya Secantik candinya Hey kamu yang cantik Pakai selendang batik Pertama kali Saya tahu lagu ini karena ada yan

20 Wajah Ceria Ketika Membuka Kotak Surat Balasan Pertama di TuOn

Durasi menunggu balasan dari Surat yang adik-adik Tuon kirimkan tidaklah sebentar. Butuh lebih dari satu bulan hingga paket surat balasan tiba ke tangan mereka. Keterbatasan akses transportasi membuat pengiriman membutuhkan waktu yang tidak sebentar, walaupun sudah menggunakan pos kilat khusus. Belum lagi ditambah waktu kakak surat menulis. Tentunya berkirim surat seperti ini tidak secepat klik send email atau chat via aplikasi messenger. Adik-Adik TuOn yang Gembira ketika menerima surat balasan Bu Vera bercerita bahwa pada hari Senin tanggal 20 Maret lalu, anak-anak TuOn sangat berbahagia karena beliau akan membagikan balasan dari kak surat. Ada tidak sabar untuk tahu nama kakak suratnya, bahkan sampai focus untuk belajar kelas PKn. Sungguh rasa penasaran anak-anak yang tinggi menggambarkan antusiasme mereka untuk tahu dunia luar. Bu Vera mengakui bahwa anak-anak di sana hanya tau daerah Tulin Onsoi saja, mereka masih minim pengetahuan mengenai tempat lain. Pusat pemer