Ada banyak cara untuk terlibat dalam marathon. Selain pastinya dengan menjadi pelari, kita juga bisa menjadi relawan. Di Sydney Marathon tahun ini, saya kembali mendaftar menjadi relawan di drink station (tempat yang menyediakan minum untuk pelari).
Sydney
Marathon sudah resmi menjadi bagian dari Abbott World Major Matathon ke-7.
Pesertanya sangat banyak. Lebih dari 30.000 pelari, dan acara ini dibantu oleh
sekiar 4500 relawan. Alasan saya memilih peran ini karena di tahun sebelumnya
saya juga enjadi relawan di drink station. Seru pengalamannya karena
bergerak terus, berbeda dengan course marshal yang cenderung diam dan
hanya mengarahkan jalan.
Saya
memilih drink station 1. Lokasinya di dekat Pyrmont Bridge di Harris Street. Stasiun
ini ditempatkan pada kilometer ke-6 dari full marathon 42.2 km. Totalnya
ada 8 drink station. Menjelang finish, jarak antar stasiunnya lebih
dekat.
Ada
sekitar 70 orang relawan yang ditempatkan di stasiun ini. Grup yang cukup besar
ini dipimpin oleh tiga orang team leader. Shift mulai pukul 5 pagi
hingga 9.30.
Relawan mulai berkumpul jam 5 dan melakukan proses check in dengan team leader. Kami mulai menyiapkan peralatan untuk stasiun ini. Ada tiga komponen:
- Elite Athlete, yang berisi minuman, makanan, atau nutrisi khusus yang ditempatkan spesial berdasarkan para atlet elit. Peruntukannya untuk para pelari kompetitif yang memang berlomba untuk mencapai garis finish yang pertama,
- Electrolyte, berisi minuman elektrolit untuk mengganti ion-ion yang hilang dalam tubuh ketika berlari, serta
- Water, yang berisi air.
Tugas
relawan termasuk menyiapkan meja, menata gelas, dan mengisi air. Sumber airnya
diperoleh dari hydrant yang ada di lokasi tersebut. Pertama, air dikumpulkan di
sebuah gentong yang dilapisi trashbag. Kemudian dengan menggunakan jug,
air dipindahkan ke dalam gelas yang sudah ditata di meja.
![]() |
Gelas yang Diisi Air dan Ditata Tiga Tingkat di Meja |
Ketika
menceritakan tentang sumber air, beberapa teman saya ada yang jijik
mendengarnya. Padahal kalau di Australia air keran bisa diminum. Dan air
hydrant yang diasa digunakan untuk memadamkan apipun layak untuk langsung
dikonsumsi. Relawan menggunakan sarung tangan lateks saat mengisi air untuk
alasan kebersihan. Seharusnya hiegenitas tetap terjaga.
![]() |
Hydrant Sumber Air |
![]() |
Proses Pengisian Gentong Air dengan Selang |
![]() |
Gentong-Gentong Air yang Dilapisi Trashbag |
Kalau
di bagian elektrolit, prosesnya cukup mirip. Setelah gentong diisi air, bubuk
elektrolit dicampurkan, kemudian diaduk dengan menggunakan pipa paralon. Setelah
tercampur rata, barulah dituang ke gelas-gelas kecil dengan cara yang sama.
Gelasnya dibedakan warnanya. Jika tahun lalu warna hijau, alau tahun ini gelas
elektrolit berwarna biru.
Gelas
hanya diisi air 2/3 volume. Biasanya pelari akan mengambil gelas dengan cepat.
Kalau gelasnya diisi sampai penuh, akan lebih banyak air yang tumpah.
Sekitar
jam 6 persiapan sudah selesai. Relawan diberikan waktu untuk sarapan &
berganti dengan seragam. Masing-masing mendapatkan snack pack yang berisi cemilan
dan minuman. Seragam yang diberikan terdiri dari kaos, topi, dan jaket. Sebuah
kemajuan tahun ini relawan diberikan jaket saat musim dingin. Tahun lalu hanya
kaos dan topi saja.
Jam
6.30 kami diminta kembali ke tempat masing-masing. Satu meja dijaga minimal dua
orang, satu orang untuk menyerahkan langsung gelas berisi air dan relawan
lainnya bertugas mengisi air.
Gelombang
pertama yang lewat adalah para-althele yang menggunakan kursi roda.
Setiap orangnya didampingi oleh seorang staf yang menggunakan sepeda. Kami bersorak-sorai
menyemangati mereka. Mereka tidak berhenti di pos untuk minum.
Peluit
pertama full marathon ditiup tepat pukul 6.45. Pukul 7 kurang, dari
kejauhan kami mulai melihat mobil yang membawa papan waktu berjalan mendekat.
Di belakangnya ada rombongan altet-atlet elit. Para pelari memang terlihat
sangat kompetitif. Mereka tidak lari, tapi sprint. Kurang dari 15 menit
mereka sudah melewati 6 km. Dan sepertinya kecepatannya konsisten karena pada juara
pertama marathon ini dapat menyelesaikan jarak 42.2 km dalam waktu hanya dua
jam.
Selang
sekitar 5 menit setelah para pelari kelas dunia ini melewat, mulaikah gelombang
pelari utama mendekati water station kami. Pelari menyambar gelas-gelas yang
kami tawarkan. Mereka langsung menimun dan membuangnya ke jalan. Sebagian ada juga
yang melemparnya ke meja tempat menata gelas atau ke arah volunteer.
Jika
ada satu gelas yang masuk ke ember penampungan, seluruh air harus dibuang dan plastik
pelapis akan diganti. Inilah perwujudan dari peribahasa karena nila setitik
rusak susu sebelanga.
Tahun
lalu, saya mengambil peran pengisian air. Saya mengisi gelas-gelas dengan air
dengan menggunakan teko plastik. Jika air di gentong sudah habis, saya isi
dengan selang hydrant. Saya pun rutin berpindah dari satu meja ke meja lainnya
untuk mengisi gentong air dengan membawa selang.
Tahun
ini saya mencoba peran yang memegang gelas dan menawarkannya untuk para pelari.
Ada beberapa pelari yang menyambar gelas tapi tidak dapat karena terus berlari.
Ada pelari yang sudah kontak mata atau melakukan gestur yang mengindikasikan ia
ingin mengambil air dan akhirnya saya berhasil memberikan gelasnya.
Dari
sekitar jam 7 sampai jam 9 pagi, hampir tidak ada jeda. Para pelari terus
berdatangan & mengambil air. Saya suka jadi relawan di drink station
karena terus beraktivitas dan tidak bosen. Di posisi relawan lainnya, misalnya course
marshal, yang bertugas mengarahkan pelari dan membantu penonton yang ingin menyeberang
jalan, tugasnya hanya berdiri diam saja. Saya pernah mencoba ini ketika Sydney
Harbour Bridge Marathon. Agak membosankan lama-lama. Di lain sisi, aktivitias
di drink station memang melelahkan karena bergerak terus, tetapi bagi saya
menyenangkan.
![]() |
Relawan yang Membagikan Gelas Air kepada Pelari |
Hal
yang paling saya suka dari menjadi relawan yang memberikan air adalah ketika
para pelari menyerukan, “Thank you volly!” Volly merupakan
istilah slang Australia yang merupakan kependekan dari volunteer. Rasanya
senang sekali karena aktivitas kita yang tidak dibayar ini ada yang mengapresiasi.
Saya
juga senang memberikan semangat dengan berkata kata-kata memotivasi seperti ‘You
can do it!’, ‘Great job!’, ‘Go! Go! Go!’. Jika melihat ada orang
Indonesia, yang bisa dikenali dari kaosnya yang ada bendera merah putih atau
tulisan dan logo yang membuat saya dapat mengenali seperti ‘BCA runclub’,
saya meneriakkan seruan dalam Bahasa Indonesia seperti, ‘Semangat Kakak!’, ‘Ayo
pasti bisa sampai finish!’.
Rekan
sesame volunteer, ada juga yang orang Malaysia. Ia mengatakan seruan
untuk mendukung biasanya berbunyi, “Malaysia boleh!” Kebetulan tanggal 31
Agustus juga merupakan hari kemerdekaan Negeri Jiran ini, jadi kita bisa menyerukan
‘Malaysia Merdeka!’.
Menjelang
jam 9, frekuensi kedatangan pelari tidak sebanyak sebelumnya. Orang-orang sudah
mulai berjalan. Sebagian ada yang berhenti sejenak di drink station. Oh ya, toilet
juga tersedia di drink station, alasan lain yang membuat saya memilih pos ini,
jadi banyak juga pelari yang terlihat istirahat.
Pelari
terakhir & sweeper melewati pos kami tepat pukul 9. Kami
bersorak-sorak mendukung pelari dan tim pacer. Lewatnya sweeper menandakan
kami dapat mulai memberesi drink station.
![]() |
Proses Beres-Beres Drink Station |
Pertama
kami perlu mengganti sarung tangan lateks. Jika sarung tangan hitam digunakan
untuk mengisi air dan membagikan gelas, sarung tangan putih dipakai untuk
membersihkan dan memungut sampah. Ada cukup banyak aktivitas yang dilakukan untuk
membereskan dan membersihkan area drink station, mulai dari melepas taplak
meja, melipat meja dan membawanya ke truk, menyapu dan mengambil sampah, serta mengembalikan
perlengkapan logistik ke dalam truk.
Gelas
berisi air yang sudah disiapkan tetapi tidak terminum harus dibuang airnya.
Kemudian gelas-gelas yang sudah terpakai ditumpuk sebelum dimasukkan ke plastik
sambah. Gelas yang digunakan eco-friendly karena langsung dapat terurai.
Gelas di jalan disapu ke pinggir kemudian dikumpulkan ke beberapa tumpukan.
Selain gelas, di jalan ada juga sampah energy gel. Bungkusnya yang
terbuat dari plastik tidak dapat didaur ulang, jadi harus diambil satu per satu
dengan tangan dan dipisahkan.
Semua
proses pembersihan dan pengembalian barang selesai dalam waktu kurang dari 30
menit. Mungkin karena banyak sekali relawan yang terlibat. Proses cleaning
up ditutup dengan adanya mobil penyapu yang membersihkan jalan. Setelahnya,
jalanan kembali bersih seperti sedia kala sebelum drink station dipersiapkan.
![]() |
Mobil Penyapu jalan yang Melakukan Pembersihan Akhir |
Rangkaian
kegiatan di drink station ditutup dengan ucapan terima kasih dari team
leader, foto bersama, dan pemberian pin untuk relawan. Pin yang saya dapat
bertuliskan angka 7, menandakan Sydney menjadi kota ke-7 tempat diselenggarakan
Abbott World Major Marathon. Shift saya selesai tepat pukul 9.30 pagi.
Sesuai dengan jadwal.
Banyak
hal yang bisa kita pelajari dari bagaimana tim Sydney Marathon mengelola acara
ini. Sydney Marathon tidak akan terlaksana tanpa kerelaan hati dari para relawan.
Saya salut kepada para volunteer yang tetap mau bekerja, bahkan dari
sebelum subuh, walau tanpa dibayar. Proses pelatihan relawan sebelum acara,
distribusi logistik, dan koordinasi antar timnya juga perlu diacungi jempol.
Bagaimana
dalam waktu kurang dari setengah jam drink station kembali bersih seperti semua merupakan hal yang luar biasa.
Jalanan langsung dapat digunakan kembali tanpa ada kendala. Kakak saya berkata
di Indonesia agak sulit terjadi karena sampah yang berserakan setelah acara di
stasiun air minum jadi masalah yang selalu dikomplain oleh masyarakat.
Hm,
kira-kira apa yang membedakan system di Sydney Marathon dengan acara-acara lari
di negara kita ya?
Komentar
Posting Komentar