Dari
seminar Muda Mulia oleh Kang Rendy di Bandung, saya mendengar bahwa 90% daya
dorong roket untuk pesawat ulang alik dihabiskan untuk mengangkat pesawat
tersebut beberapa meter dari udara. Ketika kita mendorong sebuah mobil, hal tersulit adalah dorongan awal untuk menggerakan roda. Ketika roda
sudah berputar, maka dorongan akan lebih ringan dan mudah. Namun apabila kita
berhenti dan kehilangan momentum, akan sulit lagi untuk melanjutkan dorongan. Hal ini sama saja dengan kita memulai dari awal.
Ketika
ingin membentuk kebiasaan baik, atau berhenti dari kebiasaan buruk, hal yang
paling sulit biasanya membangun momentum di awal dan mempertahankan ritme
hingga second wind terbentuk. Istilah
second wind saya dapatkan dari
pelajaran olahraga ketika seorang pelari sudah menemukan ritme lari yang pas
dan nyaman bagi dirinya. Apabila pelari tersebut berhenti akan langsung merasa
kelelahan.
Contohnya
untuk membentuk kebiasaan olahraga setiap pagi, di hari-hari awal mungkin kita
akan sulit untuk bangun, mengepak pakaian olahraga dan bersiap. Kuncinya adalah
paksakan saja! Di awal mungkin kita akan menemui resistensi, dan yang terbesar berasal dari diri sendiri. Namun apabila sudah berjalan beberapa hari dan momentum itu
telah terbentuk, di hari ke-6, 7, atau seterusnya akan lebih mudah untuk
berolahraga. Pertahankan momentum ini, jika berhenti bisa jadi kita akan
kesulitan lagi untuk memulai.
Untuk
memulai di awal, seringkali kita membutuhkan motivasi dari lingkungan dan orang
lain. Tapi motivasi terbesar dimuali dari diri sendiri. Sedikit tips dari saya,
kita bisa mulai membangun momentum dengan melafalkan sebuah mantra yang
efektif. Mantra yang pernah saya pelajari: “LA-KU-KAN-SA-JA-A-PA-PUN-RI-SI-KO-NYA”
Komentar
Posting Komentar