Masjid
Al-Serkal adalah masjid utama di Phnom Penh, ibu kota Kamboja. Masjid tersebut
merupakan hadiah dari Keluarga Al Serkal, keluarga kaya dari Uni
Emirat Arab. Bangunan masjid yang sekarang merupakan
bangunan baru yang dibuka pada tahun 2014, menggantikan
struktur asli yang dibangun pada tahun 1968.
Tampak Depan Masjid Al Serkal
Mesjid
ini merupakan salah satu tempat favorit Saya di Phnom Penh. Di sekitar mesjid
itu banyak rumah makan halal yang menjual menu khas Kamboja seperti Beef Lok
Lak dan Amok Fish. kalau di tempat lain untuk mencoba masakan-masakan
tradisonal ini kehalalannya dipertanyakan. Walaupun pemiliknya kebanyakan
pendatang dari Malaysia, tapi rasanya cukup otentik. Beberapa kali Saya mampir ke mesjid ini untuk
membeli makanan halal yang murmer, salah satunya ada roti telur yang dijual di
pelataran masjid. Harganya 1000 riel (sekitar Rp3000). Abang penjualnya bisa
cakap melayu.
Ada sebuah pengalaman menarik pada hari Jum'at di mesjid ini. Ketika sedang menunggu kawan-kawan yang lain selepas Jum'atan, ada seorang pemuda arab yang menggunakan gamis putih minta tolong difotokan. Dengan senang hati saya ambillah beberapa foto dengan menggunakan kamera HPnya. Setelah itu ia buru-buru berjalan arah tempat ojek.
Ada sebuah pengalaman menarik pada hari Jum'at di mesjid ini. Ketika sedang menunggu kawan-kawan yang lain selepas Jum'atan, ada seorang pemuda arab yang menggunakan gamis putih minta tolong difotokan. Dengan senang hati saya ambillah beberapa foto dengan menggunakan kamera HPnya. Setelah itu ia buru-buru berjalan arah tempat ojek.
Sebelum naik motor, tetiba dia kembali sambil melepas gamis yang ia kenakan, kemudian memberikannya kepada Saya. Karena masih terkejut, Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengucapkan terima kasih. Bahkan Saya belum sempat bertanya nama ataupun asal negaranya. Ketika dicoba, ukurannya Pas. Langsung Saya minta teman saya Rois untuk didokumentasikan. Alhamdulillah. Sekali lagi terima kasih kepada mas-mas yang telah memberikan pakaian ini.
Langsung Berfoto dengan Gamis Baru
Ternyata ketika tinggal di luar negeri, kebaikan tidak hanya kita rasakan dari warga lokal saja, tetapi juga dari sesama pendatang yang bahkan belum saling kenal. Oleh karena itu mari istiqamah untuk berbuat kebaikan, walupun kecil. Karena kita tidak tahu bagaimana kebaikan tersebut akan kembali kepada kita.
Komentar
Posting Komentar