"Photo gives faces to the names"
Kata-kata ini pertama kali saya dengar dari Mbak Wina, salah satu pengurus IA ITB Kaltim (Ikatan Alumni ITB Kalimantan Timur). Waktu itu kami sedang menjadi panitia pemilu ketua IA ITB Kaltim dan menelusuri database calon pemilih. Data yang kami miliki hanya berdiri dari nama dan tulisan lainnya, tanpa ada foto. Makanya Mbak Wina bilang kalau ada foto akan lebih baik lagi karena bisa membayangkan wajah para anggota ketika melihat nama-nama pada data. Jadi seolah-olah melihat kepada manusia nyata, tidak hanya melihat daftar tabel di kertas/excel yang hanya berisi tulisan saja.
Ketika membaca manga atau
anime dengan karakter yang jumlahnya banyak, sering kali kita tidak
hafal semua tokohnya. Apalagi kalau jumlah anime dan manga yang
dikonsumsi sudah banyak, bahkan nama tokoh utama saja bisa lupa. Untung kalau
membaca komik atau menonton versi novel, biasanya disebutkan nama ketika
kotohnya muncul. Jadi pembaca dan penonton bisa terbayang wajah dari sang
pemilik nama. Misalnya pada manga & anime dengan karakter
yang banyak seperti Naruto, Bleach & One Piece, bahkan sang pengarang pun mengakui
tidak hafal seluruh tokohnya. Dengan bantuan gambar, kita dapat mengikuti alur
cerita tokoh tanpa berkewajiban menghafal namanya.
Berbeda cerita jika kita membaca novel, penggambaran tokoh hanya menggunakan narasi saja. Walaupun pada beberapa kasus ada yang menggambarkan tokoh pada sampul, atau para ilustrasi di dalam cerita seperti pada light novel, mayoritas novel tidak menggambarkan tokohnya secara langsung. Jika tidak membayangkan karakter, bisa jadi pembacang bingung dan bertanya ‘siapa dia?’ ketika sang tokoh diceritakan. Saya bahkan pernah mengalami lupa siapa karakter tersebut ketika di-mention pada novel volume berikutnya hingga harus googling untuk mengingatnya.
Dari quote tentang wajah dan pengalaman mengenali karakter-karakter pada manga & anime dari wajahnya, saya terinspirasi untuk menerapkannya pada virtual meeting. Di masa pandemi ketika rapat, kelas, dan pertemuan tatap muka tergantikan dengan sesi Zoom, Gmeet, Ms. Teams dan semacamnya, kita tidak mendapatkan pengalaman yang sama dengan pertemuan langsung. Apalagi karena ada Zoom Fatigue Syndrome yang membuat banyak orang memilih mematikan kamera saat sesi online. Dan jika tidak memiliki profile picture, hanya akan terlihat nama atau inisial dari orang tersebut. Jika hanya melihat nama, orang lain yang belum pernah bertemu bisa jadi tidak terbayang wajahnya. Jadi agar dapat give face to our name dalam pertemuan daring, pasang display picture yang relevan dan mencerminkan kita. Orang lain dapat tetap membayangkan wajah kita ketika bicara walau sedang tidak menyalakan video dan pembicara dapat lebih nyaman karena melihat ada wajah-wajah, tidak hanya tulisan nama saja.
Komentar
Posting Komentar