Bagi seorang ilustrator desain grafis, tantangan yang biasa dihadapi ketika mendesain adalah revisi berkali-kali. Permintaan untuk merubah desain memang wajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Namun hal yang bisa membuat kesal apabila request revisinya terlalu banyak, terlalu sering, hingga tidak logis. Apalagi jika setelah dibuat revisinya, desain yang dipilih kembali lagi ke desain awal. Dalam contoh membuat desain poster untuk sebuah webinar misalnya saya pernah mendapatkan permintaan desain dengan beberapa kali revisi dan setelah jadi malah desainnya tidak digunakan. Ketua tim meminta orang lain yang sudah biasa mendesain poster untuk membuat flyer acara tersebut. Salah satu kekecewaan designer juga apabila jika sudah mendesain dan merevisi berkali-kali malah desainnya tidak dipakai.
Untuk meminimasi revisi yang berulang-ulang dan terlalu sering, saya mendapatkan tips dari Kang Rio (Rio Aurachman) tentang batch revisi. Usulan-usulan perubahan yang masuk terhadap desain awal ditampung terlebih dahulu, tidak langsung dikerjakan. Baru setelah timeframe waktu tertentu saran revisi yang sudah terkumpul digabungkan dan diintegrasikan ke dalam desain. Misal setelah mem-posting desain awal kepada klien atau di grup panitia di pagi hari, kita tunggu saran yang masuk pada batch pertama hingga jam 12 siang. Kemudian jam 13 mengerjakan revisi desain dan jam 12 desain yang sudah direvisi dikirim ulang. Untuk selanjutnya jika ada masukan lagi dibuat batch ke-2 sebelum direvisi. Dengan begitu sang designer tidak perlu sedikit-sedikit merevisi dan akan menghemat waktu pengerjaannya.
Ilustrasi Perbedaan Cara Biasa dengan Batch Revisi
Tips ini bisa diterapkan untuk mengefisiensikan waktu dalam merevisi desain bagi ilustrator desain grafis. Selain itu bisa mengurangi jumlah pengerjaan revisi yang membebankan fisik dan mental. Terima kasih Kang Rio telah menyarankan tips batch revisian desain ini!
Komentar
Posting Komentar