Akhirnya tantangan 30DWC sampai pada hari terakhir. 30DWC (30 Days Writing Challenge) merupakan tantangan untuk menulis selama 30 hari berturut-turut secara konsisten. Beragam tantangan saya temui selama satu bulan ini, mulai dari perlu memaksakan untuk mengalokasikan waktu menulis di sela-sela kesibukan, hingga berpikir ide apa yang mau dituangkan di dalam tulisan. Pelajaran terbaik yang saya dapatkan dari 30DWC adalah seorang penulis tidak dapat menyusun tulisannya dengan baik tanpa membaca.
Tantangan
di awal untuk membuat bank ide cukup membantu untuk membuat kerangka tulisan
saat bingung mau menulis apa. Pada 30DW jilid ke-39 ini saya mendeklarasikan
rencana untuk menulis topik yang berkaitan dengan anime, manga, light novel,
dan game. Jadi tulisan harian saya berkutat di sekitar tema tersebut.
Pada
hari-hari tertentu 30DWC memiliki tantangan untuk menulis sesuai kata kunci
yang ditentukan. Kata kunci ini bisa dituliskan secara langsung atau konten
dari tulisan mengandung makna dari kata tersebut. Saat tema khusus yang ditentukan tidak ada dalam
daftar ide yang telah dijabarkan, saya perlu mengingat-ngingat apa cerita dari
anime yang pernah ditonton dan manga yang pernah dibaca, yang kira-kira bisa
diangkat menjadi tulisan bertema.
Jika belum
terpikir ide baru, saya perlu membaca referensi anyar untuk memperkaya khazanah
ide. Misalnya pada hari ke-23 tantangan menulis tentang ‘orang tua’. Sebenarnya banyak
tema yang muncul di otak, mulai dari Naruto yang tumbuh besar tanpa ayah dan ibu,
sampai mentor yang menjadi sosok orang tua bagi para karakter utama di manga bergenre shounen. Namun
rasanya belum mood untuk menuangkan konsep tersebut dalam sebuah
artikel.
Ketika
mencoba membaca manga baru berjudul Hirayasumi, komik yang bercerita
tentang pemuda yang hidup dengan santai di tengah hiruk-pikuknya Kota Tokyo
membuat saya terinspirasi untuk meramu sebuah postingan blog mengenai
kemampuan berkomunikasi dengan orang tua. Pada chapter pertama manga ini
dikisahkan Hiroto, seorang pemuda dari desa yang mengadu nasib ke ibukota, mendapatkan
warisan sebuah rumah di pusat kota karena kemampuannya berinteraksi dan dekat
dengan orang tua. Kebetulan setelah membaca bab 1 saya langsung terpikat untuk
merealisasikan ide ini menjadi tulisan bertema untuk memenuhi tantangan 30DWC.
Saya jadi
ingat kutipan yang pernah didengar tentang penulis yang baik adalah pembaca
yang baik. Untuk menghasilkan ide-ide yang segar, penulis juga perlu membaca
sumber yang baru. Berdasarkan pengalaman saya, bahkan dengan membaca sebuah chapter
manga yang terdiri dari 16 halaman bergambar bisa memunculkan inspirasi
untuk menulis. Apalagi kalau membaca satu buku secara utuh, bisa jadi ide yang terpantik lebih beragam lagi.
-
Catatan terima kasih:
Petualangan saya di 30DWC Jilid 39 ini dipandu dengan bimbingan mentor Rezky Firmansyah Adm dan kak Rizka Amalia Shofa. Apresiasi juga kepada tim Squad 3 beserta superteam kak Jamal Irfani dan kak Stephanie Prisca Dewi. Sampai bertemu di 30DWC edisi selanjutnya.
#30DWCJilid39 #finalchallengejilid39
Komentar
Posting Komentar