Baru-baru
ini saya dikenalkan oleh kakak kepada sebuah kain bernama seer sucker. Jenis
kain ini dibuat dari katun dengan motif strip selang-seling. Ketika diraba,
akan terasa tekstur timbul dari pola stipnya. Material yang ringan, kuat, dan
nyaman dikenakan membuat kain jenis ini biasa digunakan sebagai bahan membuat
baju jas, kemeja, gaun, atau jubah musim panas di negara sub tropis. Kain
dengan pola warna biru-putih ini cocok juga dikenakan untuk daerah tropis
seperti Indonesia.
Tekstur Kain Seersucker yang Bergelombang
Sayangnya
kain yang namanya diadopsi dari bahasa Persia shir-o-shakhar yang
berarti susu dan gula ini cukup sulit ditemukan di Indonesia. Jarang ada toko
tekstil yang punya persediaan kain ini. Berkeliling ke cukup banyak penyedia
bahan kain di Kota Bandung, tak satupun menjual bahan jenis ini. Mayoritas
pelayan toko pun kurang familiar ketika disebutkan nama bahan ini.
Ketika
mencari di online marketplace, hanya ada satu penjual yang memajang stok
kain yang diperkenalkan tahun 1907 di New Orleans ini dalam etalasenya.
Namun ketika saya memesan bahannya, kebetulan warna strip biru dan putih sedang
kosong. Rencana ingin menjahit blazer terpaksa harus ditunda karena penjual
belum bisa mengonfirmasi kapan akan stok warna ini tersedia kembali.
Kebetulan
saya tidak sengaja berkunjung ke salah satu factory outlet di Bandung
yang menyediakan pakaian second. Di antara beragam baju preloved ini
ada sebuah jas dan beberapa setel celana yang menggunakan bahan yang cocok
digunakan di iklim yang panas dan lembab ini. Ketika merabanya, momen
tersebut adalah pertama kali saya merasakan nyamannya mengenakan pakaian
berbahan seersucker.
Jas dengan Kain Berbahan Seersucker
Walaupun
sudah dikenakan orang lain, kualitas setelan jas dan celananya cukup baik.
Tidak ada noda yang terlihat signifikan pada permukaanya. Kekurangannya hanya
terdapat sedikit bagian yang benangnya lepas pada jas. Jas hanya tersedia
ukuran XXL, dan celana tersedia ukuran 32, 35, dan 40. Biasanya saya
menggunakan ukuran kombinasi atasan XL dan celana dengan lingkar pinggang 38.
Ukuran yang besar sebenarnya masih dapat dikecilkan.
Biaya untuk
mengecilkan jas sekitar Rp700.000, dan harga setelah atas seersucker di
toko tersebut Rp280.000. Kalau ditotal menjadi Rp950.000. Jika beli kain, untuk
menjahit blazer dibutuhan bahan sepanjang 3 meter, dengan harga per meter
Rp50.000. Penjahit langganan saya mematok harga Rp750.000 untuk pengerjaan
atasan jas. Beli bahan dan ongkos jasanya menjadi Rp900.000.
Saya sempat
galau apakah membeli atau tidaknya baju tangan kedua ini. Akhirnya setelah
berkonsultasi dengan kakak via telepon, saya memutuskan untuk menunda keputusan
untuk membawa pulang barang tersebut. Lagipula kakak menyakinkan awal tahun
biasanya penjual kain akan melakukan restock. Lebih baik beli kain baru
dan menjahitnya menjadi setelah jas, daripada membeli pakaian bekas kemudian
dikecilkan dengan biaya yang kemungkinan lebih tinggi namun hasil yang kurang
maksimal.
Bahan jenis
seersucker yang diperkenalkan di Amerika cocok untuk digunakan untuk
bahan pakaian di cuaca yang cenderung panas dan lembab dan membuat penggunanya
berkeringat. Kain yang bahannya ringat, memiliki durabilitas yang tinggi, dan
nyaman saat dikenakan ini cocok untuk digunakan di daerah yang dekat dengan
khatulistiwa seperti di Indonesia. Namun sayangnya penjual lokal yang memiliki
stok bahan jenis ini masih sangat terbatas. Jika pembaca menemukaannya, seersucker
bisa menjadi alternatif bahan untuk menjahit pakaian yang adem dan modis.
Komentar
Posting Komentar