Kuliah sudah berat, beban pekerjaan di kantor menumpuk, tanggung jawab di rumah pun padat. Tapi kenapa banyak pemain gim yang senang memainkan gim yang sulit?
Kalau
dipikir salah satu tujuan orang bermain video game bukankah untuk
mencari kesenangan? Seharusnya mereka suka memainkan gim yang ringan dan mudah.
Tapi ternyata tidak berlaku untu semua pemain. Banyak di antara penikmat gim
yang juga senang bermain gim dengan level kesulitan yang tinggi.
Gim
sederhana tapi sulit yang sempat heboh seperti Flapply Bird tidak dapat
ditamatkan dengan asal-asalan. Pemain harus fokus dan lincah untuk membuat si
burung kecil pada layar dapat melompat-lompat melewati sususan pipa.
Saya jadi
bertanya bagaimana bisa seseorang menambah beban pikirannya dengan mencoba gim
yang sukar. Bukankah seharusnya agar tidak memenuhi kapasitas otak dengan stres
lagi perlu mencoba gim yang fun?
Ketika
sedang menunggu antrian untuk membayar belanjaan di kasir sebuah toserba, saya melihat
bermain gim yang menurut saya ideal. Seorang ibu di depan saya yang juga sedang
menunggu giliran memainkan Candy Crush di ponselnya. Ia terlihat dengan santai
menggerakkan jari-jarinya di atas layar ponselnya. Waktu untuk menunggu ia isi
dengan bermain gim. Bermain gim di waktu senggang tanpa stres merupakan kondisi
yang ideal! Makanya saya bingung ketika ada orang yang sampai mengalokasikan
waktu khusus untuk bermain gim yang malah menambah beban mental.
Beberapa
penelitian yang membahas tentang ini menyebutkan bahwa salah satu alasan orang
senang bermain gim yang sulit adalah untuk mencari kepuasan batin. Ketika
berhasil menaklukkan tantangan yang sulit, mereka akan merasa senang. Otak
mengeluarkan hormon endorfin yang membuat rasa senang mengalir ke seluruh
tubuh.
Saya pun
mengalami sensai yang sama ketika bermain Pokemon Reborn. Gim Pokemon ini
merupakan gim buatan fan (fan made game) yang terkenal dengan tingkat
kesulitannya yang jauh melebihi gim resmi keluaran Gamefreak. Untuk
menamatkannya tidak dapat bermain kasual seperti biasa dan perlu menerapkan
strategi khusus. Saya sampai mempelajari tentang competitive battle (pertarungan
kompetitif), yang biasa dimainkan pada kejuaraan esport Pokemon tingkat
dunia. Walaupun sudah melengkapi diri dengan ilmu baru, tetap saya ada beberapa
tantangan di dalam gim yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Saya setuju
dengan pendapat yang mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapai dapat menimbulkan
rasa puas tersendiri. Saat berhasil memenangkan pertarungan di Pokemon Reborn,
ada peraaan berhasil mencapaian suatu tujuan. Pencapaian kecil ini dapat
membuat mood lebih baik dan meningkatkan semangat.
Di sisi lain
saya kurang setuju apabila bermain gim yang sulit dijadikan sebagai alat untuk
kabur dari realita. Ada pemain gim yang karena merasa pekerjaannya sulit dan
tanggung jawabnya berat akhirnya melarikan diri dengan menguburkan dirinya dalam
tumpukan gim. Pencapaiannya sebagai tokoh gim menjadi substitusi perasaannya
yang tidak bisa mencapai tujuan sesuai keinginan di dunia nyata. Karena sudah
terlalu asyik terjerat di dalam candu bermain gim, kehidupan nyata jadi
terlupakan.
Sering kita
mendengar anak sekolah, mahasiswa, atau bahkan anggota masyarakat sosial yang
sudah bekerja yang hidupnya berantakan akibat candu gim ini. Mereka lebih
tertarik dengan mengukirkan pencapaian-pencapaian di dalam gim daripada
menyelesaikan tanggung jawabanya. Fenomena ini merupakan masalah kompleks yang
tidak dapat diselesaikan dari sisi pemain saja. Perlu dukungan orang-orang
terdekat untuk mengembalikan orang yang sudah tersesat ini ke jalan yang benar.
Sebagian orang lebih senang bermain gim yang sulit. Walaupun secara logika gim yang sukar malah menambah beban pikiran, bertentangan dengan konsep gim sebagai hiburan yang menyenangkan, penelitian membuktikan sebaliknya. Berhasil menyelesaikan gim yang sulit membuat pemain memperoleh sense of accomplishment. Tujuan ini baik jika bisa membuat aktivitas lebih produktif. Namun jika sudah sampai menjadi scapegoat dan candu, perlu segera beralih dari cengkeraman keseruan bermain gim.
Komentar
Posting Komentar