“Anak-anak, kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa?” tanya sang guru.
Murid-murid di kelas menyebutkan beragam jawaban. “Saya
mau jadi polisi,” seru salah satu siswa. “Mau jadi pilot,” kata anak yang
lain. Ada yang bilang, “Mau jadi dokter”. Terdengar juga ada yang mengatakan, “Jadi
YouTuber, Bu.”
Saat ditanya pekerjaan yang diinginkan di masa depan, siswa SD kebanyakan akan menjawab profesi yang banyak dikenal seperti polisi, insinyur, dokter, atau perawat. Kalau dahulu profesi yang juga sering disebutkan ada presiden dan astronot. Belakangan ini cukup sering saya mendengar anak yang ingin jadi YouTuber, TikToker, atau influencer. Jawaban tersebut mungkin karena pengaruh media sosial yang membuat anak-anak banyak terekspos dengan para pembuat konten ini.
Mengenal Profesi dari Orang Terdekat
Biasanya anak mengenal profesi dari orang
dewasa yang dilihatnya sehari-hari. Profesi pertama yang dikenal bisa dari
orang tuanya. Cukup banyak proporsi pelajar yang memilih karir karena ingin mengerjakan
hal yang sama adengan orang tuanya. Saya pun dulu pernah berpikir ingin jadi
PNS (Pegawai Negeri Sipil), mengikuti jejak kedua orang tua yang kebetulan berperan
sebagai pelayan publik ini.
Anak tahu profesi orang tua dari seragam yang
dikenakan, peralatan kerjanya, atau cerita-cerita dari sang ayah atau ibu. Jika orang tua bisa
menceritakan secara terbuka apa yang mereka lakukan sehari-hari, anak bisa
memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang dilakukan orang tuanya. Namun
kadang kala ada orang tua yang kalau tidak ditanya maka tidak akan terpantik
untuk menjelaskan apa tanggung jawabnya di tempat kerja.
Anime Spy X Family memberikan inspirasi
tugas sekolah untuk membantu anak mengenal profesi orang tuanya lebih dalam. Anya
Forger, yang merupakan siswa kelas 1 SD, diberikan pekerjaan rumah dari gurunya
untuk mewawancari orang tua terkait profesi mereka. Loid Forger, ayah Anya, bekerja
sebagai psikiater di rumah sakit umum dan Yor Forger, sang ibu, menjadi PNS di balai
kota.
Karena pekerjaan ibunya banyak melakukan hal administratif
dan berurusan dengan dokumen, Anya diarahkan untuk mengenal lebih dekat profesi sang ayah. Akhirnya Loid mengatur waktu untuk Anya dapat melihat secara
langsung apa yang dikerjakannya di rumah sakit.
Detektif Anya Memulai Penyelidikan Profesi Psikiater |
Anak kecil biasanya akan merasa bersemangat
saat mengunjungi tempat baru untuk pertama kali. Apalagi kalau tempat tersebut
adalah tempat kerja orang tuanya. Hal ini pun yang dirasakan Anya. Selama
menemaninya, Loid banyak bercerita tentang bagaimana peran psikiater dalam menangani
pasien-pasiennya. Di ruang praktik Loid, Anya diajak untuk mencoba bentuk analisis
psikologi yang biasa digunakan untuk diagnosa awal pada pasien.
Anya Disambut dengan Baik oleh Rekan Kerja sang Ayah |
Anya jadi lebih terbayang apa yang dilakukan
oleh dokter ahli penyakit jiwa. Beberapa bayangan si anak di awal banyak yang terpatahkan.
Misalnya awalnya Anya mengira di ruang kerja psikiater ada mesin pemindai otak. Ternyata
tidak ada alat pembacaan otak seperti yang sering gadis ini lihat di film.
Psikiater mengenal dan menyelami kondisi psikologis lebih banyak dengan dialog
atau alat tes lainnya.
"Dimana Mesin untuk Memperbaiki Otak?" tanya Anya |
Kemudian ketika pekerjaan rumah ini
dipresentasikan di kelas, Anya dapat dengan bangga menceritakan apa yang
dilihatnya di rumah sakit tentang profesi ayahnya. Gadis berambut merah muda ini jadi
lebih menghormati sang ayah yang alasan memilih pekerjaan sebagai psikiater ini
untuk membantu orang lain yang merasakan gangguan di pikirannya. Ia juga
menjadi lebih menghargai apa yang sang tulang punggung keluarga lakukan untuk
menghidupi Anya dan ibunya.
Kenal Beragam Profesi Sejak Dini
Seperti halnya saya yang ketika kecil bercita-cita
jadi PNS, sepupu saya ada juga yang pilihan karirnya mengikuti keluarga. Braga (Braga
Bhaskara Setiaboedi), sepupu saya yang paling kecil, sering diajak ke kantor Tante
Vit (Vitriannie Setiaboedi) dan melihat pekerjaannya. Tante saya ini berprofesi
sebagai notaris di Cianjur. Melihat kegiatan di kantor kenotariatan membuat Braga yang masih masih duduk dibangku SD ini bercita-cita ingin menjalankan profesi
tersebut di masa depan. Kalau sudah tahu pekerjaan impian dari awal, persiapan
dapat dimulai sedini mungkin, seperti memperkuat mata pelajaran yang mendukung,
memilih jurusan yang sesuai, hingga mengembangkan jejaring.
Sayangnya
tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi
tentang berbagai pilihan profesi. Untungnya ada gerakan-gerakan yang bertujuan
untuk mengenalkan beragam jenis pekerjaan. Kelas Inspirasi (KI) adalah salah
satunya. KI memberikan fasilitas bagi para profesional yang telah bekerja
minimal dua tahun untuk menceritakan tentang profesinya kepada anak-anak SD.
Sekolah yang biasa menjadi sasaran kegiatan ini dipilih dari sekolah-sekolah
marginal, bukan sekolah yang siswanya berasal dari kelas ekonomi atas. Tujuan
lain dari kegiatan KI selain mengenalkan profesi adalah ingin memberikan para
siswa SD motivasi untuk terus melanjutkan studi dan bercita-cita tinggi.
Kapten John, Seorang Seniman yang Memberikan Inspirasi Bagi Siswa di SD Cibeuying Bandung. Sumber: Dokumentasi Kelas Inspirasi Bandung |
Beberapa tahun terlibat pada kegiatan Kelas Inspirasi Bandung, banyak hal yang saya apresiasi. Relawan KI berasal dari beragam latar belakang pekerjaan dan usia. Tidak hanya profesional muda, tetapi para pekerja di usia senja pun masih mau turun untuk memberikan pengenalan terhadap pekerjaannya. Saat sesi inspirasi, tidak hanya siswa yang belajar jenis profesi baru, saya pun jadi tahu aktivitas-aktivitas yang tidak saya kenal sebelumnya. Salah satunya ada trauma healer, profesi yang aktivitasnya banyak membantu orang yang punya trauma, atau korban suatu musibah, untuk pulih dari luka batinnya.
Pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru sekolah Anya pada serial Spy X Family dapat membantu anak mengenal lebih jauh dan mengapresiasi apa yang dikerjakan orang tuanya. Namun di Indonesia jarang saya dengar ada sekolah yang memberikan tugas semacam ini. Padahal kalau diterapkan bisa memberikan banyak dampak positif, baik bagi siswa maupun walinya. Untungnya ada beberapa kegiatan, seperti Kelas Inspirasi, yang memfasilitasi pengenalan profesi ini, seperi Kelas Inspirasi. Dengan mengenal lebih banyak pilihan pekerjaan, anak-anak dapat membangun impian yang tinggi dan memulai persiapan lebih awal.
Komentar
Posting Komentar