Pada diskusi para penggemar anime di Twitter, seringkali saya menjumpai penggemar yang memberikan nama panggilan versi ke-Indonesia-an pada karakter-karakter anime asal Jepang. Fenomena ini menarik perhatian saya, di mana karakter-karakter dari anime seperti Tenki no Ko, Haikyuu dan Kimetsu no Yaiba mendapatkan perlakuan serupa.
Misalnya, karakter utama dari anime Tenki no Ko yang
bernama Hodaka, dipanggil dengan nama Handoko yang terdengar lebih Indonesia.
Begitu pula dengan karakter Tanjiro dari anime Kimetsu no Yaiba, yang
dipanggil dengan nama Tanjidor seperti nama kesenian orkes Betawi. Selain itu,
banyak tokoh lainnya dari anime
ini yang juga mendapat nama panggilan dalam versi Indonesia. Contohnya
adalah Akaza yang dipanggil Paiman, Hantengu yang dipanggil Eyang Jarwo,
Gyutaro yang disebut Basuki, dan Kakushibou yang dipanggil Dadang. Bahkan ada
karakter iblis bernama Gyokko yang diberi nama Kinderjoy, meskipun saya kurang
tahu asal usulnya. Namun, saya merasa terhibur dengan nama panggilan yang lucu
ini.
Nama-Nama Lokal Pemberian Penggemar kepada Tokoh Iblis di Serial Kimetsu no Yaiba. Sumber: Twitter |
Fenomena pemberian nama Indonesia pada karakter anime oleh
para penggemar dapat memiliki beberapa alasan. Pertama, adanya semangat
lokalisme atau lokalitas. Masyarakat Indonesia sering kali memiliki rasa bangga
akan budaya dan bahasa mereka sendiri. Ketika menonton media asing, termasuk
anime Jepang, mereka mungkin merasa ingin membuat kontennya lebih terkait dan
dapat diakses dalam budaya mereka sendiri. Memberikan nama Indonesia pada
karakter-karakter tersebut membantu menciptakan hubungan yang lebih kuat antara
penonton dan cerita, sehingga terasa lebih akrab dan terhubung.
Kedua, keakraban bahasa. Netizen Indonesia mungkin lebih
mudah mengingat dan mengucapkan nama-nama Indonesia dibandingkan nama-nama
Jepang. Nama-nama Jepang bisa memiliki pola pengucapan dan fonetik yang unik
dan tidak lazim bagi mereka yang bukan penutur asli Jepang. Dengan memberikan
nama Indonesia pada karakter-karakter tersebut, akan lebih mudah bagi penonton Indonesia
untuk membahas dan merujuk kepada karakter-karakter tersebut dalam percakapan
dan media sosial.
Nama yang Diberikan Fans untuk Pemain Voli pada Anime Haikyuu. Sumber: Twitter |
Ketiga, integrasi budaya. Indonesia memiliki budaya anime
dan otaku yang hidup, dan banyak penggemar Indonesia memiliki penghargaan yang
mendalam terhadap media Jepang. Dengan memberikan nama Indonesia pada
karakter-karakter anime Jepang, hal ini bisa dianggap sebagai cara untuk
menggabungkan kedua budaya tersebut dan menciptakan rasa memiliki terhadap
konten tersebut. Ini memungkinkan penggemar Indonesia merasa lebih terlibat dan
terhubung dengan anime yang mereka sukai.
Praktik
ini tidak unik hanya terjadi di Indonesia. Tren serupa juga dapat diamati di
negara-negara lain yang penggemarnya memberikan nama lokal
pada karakter asing agar terasa lebih akrab dan terkait dengan budaya mereka
sendiri. Ini mencerminkan antusiasme dan kreativitas penggemar anime di
berbagai negara.
Jadi, dengan memberikan nama-nama bersuansa lokal pada karakter anime
yang disukai penggemar dapat lebih terhubung dan lebih mudah ketika
membicarakan tokoh tersebut.
Komentar
Posting Komentar