Langsung ke konten utama

Pantai, Pakaian, dan Pelajaran tentang Keberagaman

 Culture shock, sebuah frasa yang terdengar begitu familiar bagi banyak orang yang pernah mengalami perpindahan ke tempat yang asing baginya. Pengalaman tersebut datang dengan berbagai wujud, bisa jadi dari hal-hal besar seperti bahasa atau adat-istiadat, hingga hal-hal yang nampak sederhana, seperti kebiasaan sehari-hari.

Dari kecil hingga akhir masa kuliah, saya tinggal di Bandung. Hampir tidak pernah saya tinggal di luar kota Bandung dalam durasi yang lama. Kota kembang dengan udara yang sejuk, dengan kulinernya yang kaya, serta dengan keanekaragaman budayanya. Dari sini saya belajar banyak tentang keberagaman dan toleransi. Namun siapa sangka, ketika meninggalkan kota ini, saya menemui sesuatu yang tidak pernah diduga.

Setelah lulus S1, saya mendapatkan tawaran pekerjaan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Pekerjaan yang saya dapatkan di bagian Human Resource Management pada salah satu perusahaan migas. Sebelumnya saya belum pernah ke Pulau Kalimantan sama sekali. Jadi memang belum ada bayangan mengenai tinggal di sana.

Banyak yang beranggapan jika pindah ke tempat baru, yang menjadi tantangan adalah adaptasi dengan cuaca, makanan, atau bahkan lingkungan fisiknya. Namun, bagi saya, hal itu bukanlah masalah. Cuaca Balikpapan tak sepanas yang dibayangkan. Rasa makanannya pun enak-enak saja. Hal yang cukup mengejutkan saya adalah suatu hal yang mungkin baru kebanyakan orang sangat umum: berenang di pantai.

Pada suatu akhir pekan, teman-teman kantor saya mengajak saya bermain ke Pantai Manggar Segarasari. Pantai dengan pasir yang lembut dan air yang jernih ini memang salah satu destinasi favorit masyarakat Balikpapan untuk melepas penat. Bayangan saya saat itu sederhana, berenang di pantai seperti biasa, sama seperti ketika saya berenang di pantai-pantai di Bali.

Seperti biasanya, sebelum masuk ke air saya melepas pakaian saya dan hanya menggunakan celana renang. Setelah beberapa lama, saya menyadari ada yang berbeda. Ternyata, semua orang di sekitar saya berenang dengan pakaian lengkap mereka. Tidak ada yang hanya menggunakan celana renang seperti saya. Bahkan laki-laki sekalipun masih memakai kaos mereka.

Keadaan tersebut membuat saya seketika merasa malu. Saya cepat-cepat keluar dari air dan mengenakan pakaian kembali. Di sini, saya mendapat pelajaran berharga tentang betapa pentingnya menghormati budaya lokal suatu tempat. Meskipun berenang dengan hanya mengenakan celana renang adalah hal yang lumrah bagi saya, namun ternyata tidak bagi masyarakat di sini.

Pengalaman ini mengajarkan saya betapa setiap tempat memiliki kultur dan kebiasaan yang unik. Dari luar, mungkin tampak serupa, namun ada keunikan yang tersembunyi yang harus kita hargai dan hormati. Saya mengambil hikmah untuk selalu mempelajari dan menghormati budaya lokal di mana pun kita berada. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia begitu indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Tebak-Tebakan Seru Beserta Jawabannya

Ketika berkumpul dengan teman-teman, obrolan bisa lebih asyik apabila ditambahkan tebak-tebakan seru. Beberapa orang menyebutnya tebak-tebakan kegoblogan karena seringkali jawabannya tidak logis. Di beberapa perguruan tinggi, seperti ITB, permainan ini popular untuk diajarkan taplok (tata tertib kelompok) atau mentor kelompok kepada mahasiswa baru ketika sesi orientasi kampus. Berikut adalah beberapa tebak-tebakan yang popular beserta jawabannya. 1. Black Magic Sebenarnya tidak hanya Black Magic, namun dapat berupa Blue Magic, Polkadot Magic , dll. Intinya, warna yang ditentukan oleh Game Master (GM). Istilah Game Master maksudnya orang yang memberi tebak-tebakan pada permainan. Biasanya GM akan dibantu oleh seorang asisten. GM akan disuruh menutup mata, kemudian orang lain memilih sebuah barang. Dengan dibantu asisten, GM akan berhasil menebak barang yang dipilih. Lalu GM akan bertanya bagaimana caranya. Jawabannya adalah asisten membantu GM menebak dengan menyeb

Tips Membuat Cue Card MC yang Keren dengan Mudah, Murah, dan Tahan Lama

Bagi seorang pembaca acara (MC) cue card merupakan salah satu barang yang wajib di bawa untuk melancarkan penampilan. Biasanya sang pembaca acara menuliskan susunan acara, nama dan gelar pembicara, serta hal penting lain mengenai acara yang sedang dipandu. Cue card   (sebagian orang menyebutnya que card ) ini tidak hanya berguna bagi MC, tetapi juga bagi moderator atau public speaker untuk mencatat poin-poin penting yang akan disampaikan ketika berbicara. Ketika tes IELTS, bahkan kita akan diminta membuat cue card sebelum melakukan long speech selama 1 s/d 2 menit di tes speaking part 2. Cue card yang tidak disiapkan dengan baik seringkali akan mengganggu penampilan ketika di atas panggung, bisa karena ukurannya yang terlalu besar atau terlalu kecil, desainnya yang kurang menarik atau alasan lainnya. Pengalaman saya memandu sebuah acara sharing session di sebuah kompetisi keilmuan jurusan Teknik Industri beskala internasional, panitia membuatkan cue card yang seukuran ¾ kali kert

Contoh Teks MC & Naskah Acara Pelepasan Jenazah

Acara pelepasan jenazah merupakan acara penghormatan terakhir bagi seseorang yang berperan penting dalam sebuah organisasi. Acara ini umum ditemui di institusi pendidikan sebagai bentuk apresiasi dan tanda hormat bagi guru besar (profesor). Acara ini merupakan acara formal dengan suasana yang khidmat dan duka. Urutan acaranya biasanya terdiri dari: Kedatangan jenazah Sholat jenazah Pembacaan riwayat hidup Sambutan keluarga almarhum Sambutan dan pelepasan dari pemimpin Ucapan belasungkawa dari tamu Untuk memudahkan MC dalam memandu jalannya upacara pelepasan jenazah ini, berikut adalah script untuk MC. Bagian yang dicetak tebal dan miring tinggal diganti sesuai dengan konteks siapa yang wafat. Silakan disesuaikan dengan kebutuhan acara kawan-kawan. SCRIPT MC ACARA PELEPASAN JENAZAH (Nama lengkap dan gelar) Hari, tanggal 1.        Announcement Jenazah memasuki ruangan acara, hadirin dipersilakan untuk berdiri. Hadirin dipersilakan untuk duduk kembali