USU (The University of Sydney Union) mengadakan acara Manning Bar Night Market pada hari Rabu 15 Oktober 2025. Publikasinya sudah dari jauh-jauh hari. Ada poster, iklan yang ditempel di jalan, dan juga email yang dikirimkan kepada civitas akademika. Acaranya dimulai pukul 17.00.
Sebagai penggemar night
market sejak tinggal di Taiwan, saya pun tertarik untuk datang dan sudah
registrasi. Antrian sudah mengular sejak satu jam sebelumnya. Sejumlah lima
ratus voucher gratis yang dibagikan untuk pengunjung, yang kemudian dapat
ditukarkan dengan makanan apapun yang dijual di area ini. Makanya sebelum acara
dimulai sudah banyak mahasisw yang rela berdiri.
Di antrian, saya
bertemu dengan Agung Hari, Ekky dan Soli. Awalnya saya mau pulang saja dan
menyendiri karena sedang agak down.Akan tetapi saya “dipaksa” Agung
untuk ikut dan akhirnya memutuskan untuk ikut mengantri.
Saat pintu dibuka
tepat pukul 5 sore, barisan mulai berjalan berhalan. Di gerbang masuk ada
relawan USU yang mengecek QR code tiket dan member USU di HP. Kemudian
pengunjung dibagikan selembar tiket.
![]() |
Voucher yang Dibagikan Terbatas |
![]() |
Dapat Ditukar dengan Satu Jenis Makanan atau Minuman |
Ada beragam jenis
makanan yang dijajakan dari beberapa negara. Setidaknya saya menghitung ada lima
belas jenis stand , mulai
dari toko yang biasa berjualan di Manning Bar seperti PapaRich yang menyajikan kuliner
Malaysia dan Nene Chicken yang berjualan ayam goreng Korea, hingga foodtruck
menu Filipina. Kami berjalan-jalan untuk mengecek menu yang tersedia.
Prinsipnya adalah ‘cari makanan yang termahal’, karena tidak ada batasan harga
untuk menukarkan tiket. Ketentuannya hanya satu voucher dapat ditukar dengan
satu menu.
Kebanyakan menu
dibanderol antara $10-$15. Terdapat juga menu yang harganya $30. Setelah
berkeliling, jenis makanan yang dijual cukup umum dan sering ditemui di
berbagai acara. Kecuali ada satu foodtruck yang menurut saya menunya
cukup unik: Pocket Rocketz.
![]() |
Truk Makanan Pocket Rocketz di Manning |
Penjual makanan ini
menyajikan menu fushion Australia dan India. Menu andalannya adalah signature
jaffles. Jaffles adalah roti dengan Vegemite yang berisi daging ayam atau
sapi. Foodtruck ini menjual dengan isian butter chicken. Selain
itu ada juga menu lain seperti vegetarian jaffles dan butter chicken
with fries.
![]() |
Beragam Pilihan Menu. Ada Opsi Vegetarian Juga. |
![]() |
Kisah Asal Usul Jaffle, Ternyata Berasal dari Pantai Bondi |
Selain rasa penasaran
untuk mencoba menu baru, label yang dicantumkan membuat saya semakin tertarik
untuk membeli. “Our very famous. 64 hours slow-cooked butter chicken. All
fresh & real ingredients. No pastes no shortcut.” Saya terbeli dengan
jargon-jargon marketing tersebut. Akhirnya saya tukarkan voucher dengan signature
jaffles seharga $18.
![]() |
Walau Hanya Ditulis di Selembar Kertas tanpa Desain Grafis, Saya Tetap Tertarik Membaca Slogan Pemasarannya. |
Setelah menunggu
kurang lebih 10 menit, nomor antrian saya dipanggil. Ketika menerima
makanannya, saya agak bingung dengan tampilannya. “Di mana butter chicken-nya,”
pikir saya. Pelengkapnya ada popcorn hash brown, dengan taburan keju parmesan.
Tetapi sang ayam bumbu belum terlihat.
Saat mulai menggigit
roti, barulah rasa dan aroma kari ayam yang diolah hampir tiga hari ini
tercium. Dagingnya lembut, rempahnya kuat, dan aromanya semerbak. Pengalaman
menyantapnya semakin lezat karena dimakan saat masih hangat. Tidak salah klaim
mereka kalau butter chicken andalan mereka terkenal. Teman-teman lain
yang mencoba juga setuju dengan rasanya yang cocok di lidah. Selai vegemite di
roti masih berasa, tetapi tidak mendominasi. Kombinasinya sedikit aneh, tetapi
masih bisa dimakan.
![]() |
Menu Signature Jaffles dengan Hash Brown & Keju Parmesan |
Teman-teman lain
memesan menu kentang, ayam goreng, burger, dan donat-mochi. Kami saling
mencicipi makanan sambil duduk di rumput dekat Quadrangle. Ekky sempat berkata,
“Udah lama ya kita enggak kumpul di kampus sore-sore kayak
gini.” Semester akhir membuat fokus kami tergerus untuk kuliah, tugas, dan
penelitian. Waktu untuk bermain tidak sebanyak sebelumnya. Karenanya momen
berkumpul dengan teman-teman seperti ini menjadi berharga.
![]() |
Sore Bersama Teman-Teman AAI USYD |
USU sering mengadakan
banyak acara untuk mahasiswanya, baik rekreasi, pengembangan diri, atau
edukasi. Night market ini menjadi salah satu kegiatan yang saya
apresiasi untuk memfasilitasi pengenalan budaya dan eksposur global, terutama
lewat makanan. Dengan mencoba makanan dari negara orang, sedikit banyak kita
bisa lebih mentoleransi dan mengapresiasi budaya lain.
Komentar
Posting Komentar