Ada sebuah postingan menunjukkan bahwa sekarang tulisan di internet yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) jumlahnya sudah melebihi yang dituliskan oleh manusia asli. Fakta ini cukup mengkhawatirkan fakta. Apalagi dengan AI yang semakin cerdas, jangan-jangan kepintaran manusia jadi tergerus. Kondisi ini seperti film-film science fiction yang menggambarkan dunia di masa depan ketika robot-robot mengalahkan manusia.

Jumlah Konten AI Melebihi Jumlah Konten Asli. Sumber: Graphite.io
Riset saya sekarang berhubungan dengan kecerdasan buatan,
terutama LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT, Gemini dan Grok. Karena
pekerjaan sudah berkutat
dengan AI, saya ingin melepaskan sejenak. Untuk rehat biasanya saya menulis dan
mempublikasikannya di blog. Setiap hari saya punya target untuk menulis
setidaknya 200 kata secara rutin.
Dalam menulis tulisan personal ini saya juga puya komitmen untuk tidak menggunakan generative AI untuk membuat tulisannya. Saya merangkai kata-katanya sendiri dan isinya dari hati. Sebisa mungkin gambar pendukung yang ditampilkan berasal dari foto asli atau ilustrasi buatan sendiri.
Kebetulan saya akan mengikuti tes bahasa Inggris ELPT (English Language Proficiency Test) yang diselenggarakan oleh UPT (Unit Pelayanan Terpadu) Layanan Bahasa ITB (Institut Teknologi Bandung). Saya ingin mencari contoh soal dan persiapannya di internet. Hasil penelusuran dari mesin mencari mengarahkan saya ke beberapa blog personal. Kebanayakan tulisannya berkisar antara tahun 2012-2017. Penulisnya benar orang asli, bukan sistem computer. Jadi bahasa pun lebih personal. Sebagian ada yang informatif, Sebagian lainnya hanya mencantumkan konten umum.
Akan tetapi yang jadi perhatian saya lebih ke pertanyaan tentang jarangnya menemukan blog pribadi yang masih konsisten menulis selepas tahun 2020. Blog personal yang saya maksud bukanlah travel/beauty/food blogger atau tipe lainnya yang bertujuan menghasilkan uang artikel-artikel tulisannya di internet. Namun lebih ke tulisan pribadi untuk mencurahkan hati.
Kemana orang-orang yang dahulu rajin berbagai cerita di blog? Apa mereka pindah ke media lainnya, atau mungkin sudah meninggalkan kebiasaan menulis? Bagi saya yang masih mempertahankan menulis secara tradisional di blog, jadi berpikir ulang apakah perlu pindah ke platform lainnya.
Jika seorang blogger berhenti dari menulis, saya juga pernah melewati fase itu. Dari bulan Januari 2024 sampai bulan Juni 2025 saya tidak menulis post di Blog. Hanya ada satu tulisan, tetapi itu pun panduan yang saya copy-paste dari pesan WhatsApp. Sekarang saya mulai rutin menulis lagi karena merasa dengan menuangkan pikiran dalam tulisan menjadi media untuk mengabadikan momen dan memori. Sempat saya menyesal karena masa jeda yang cukup lama ini. Namun sekarang pelan-pelan dalam proses menulis apa yang terlewati sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar