Ada panel yang menganalogikan peran keluarga di manga Mada no Ichi (Ichi the Witch). Manga ini bercerita tentang dunia sihir yang sebelumnya peran penyihir hanya eksklusif untuk perempuan, tetapi Ichi menjadi laki-laki pertama yang memegang kekuatan sihir. Di chapter 36 ada perumpaan dari salah satu tokoh tentang makna keluarga baginya.
Tokoh tersebut adalah Gokuraku, yang merupakan putra mahkota dari sebuah kerajaan dalam cerita. Dia mengatakan bahwa menurutnya keluarga adalah mirip pasak yang kuat menancap ke tanah dan berapa di sebelahnya. Pasak tersebut selalu ada untuk bersandar. Saat dia lelah atau terluka, benda kokoh ini selalu ada untuk mendukungnya. Bahkan saat tersungkur dan jatuh, Gokuraku bisa menggunakan pasak untuk menopangnya berdiri kembali.
Bagi saya, keluarga bisa digambarkan dengan berbagai macam benda. Kebetulan saat berjalan-jalan ke Mosman, saya mampir ke sebuah toko kerajinan lokal. Di sana saya melihat ada wadah kecil berisi biji-biji kopi yang ditaruh di tengah-tengah pengharum ruangan. Kakak saya pernah memberi tahu bahwa aroma kopi dapat menetralkan indera penciuman. Jadi sering juga disediakan biji atau bubuk kopi di etalase minyak wangi agar pengunjung dapat mencoba wangi baru tanpa terpengaruh aroma parfum yang diendus sebelumnya.
Dari sana saya terinspirasi bahwa keluarga memiliki peran yang mirip dengan biji kopi. Saya bisa bepergian dan merantau ke banyak tempat, atau dalam konteks ini mencium berbagai wangi-wangian. Akan tetapi saya tetap punya keluarga dan tempat berpulang di Bandung.
Biji Kopi untuk Menetralkan Indera Penciuman
Ke negara atau kota manapun yang saya kunjungi, keluarga akan menjadi tempat kembali yang bisa menetralkan perasaan buruk serta membuat siap kembali untuk menjelajah. Contohnya saat mendadak harus pulang dari Hong Kong karena kampus diserang akibat political unrest berkepanjangan, tentunya saya merasa sedih dan kecewa. Namun setelah berkumpul kembali dengan keluarga, saya bisa lebih tenang. Setelahnya ketika harus diungsikan ke Taiwan untuk melanjutkan kuliah, saya jadi bisa mengumpulkan kesiapan dan memantapkan hati untuk kembali pergi. Bak biji kopi yang menetralkan kemampuan hidung mencium bau, saya siap mencoba wangi lainnya yang tersedia.
Bagaimana setiap orang mempersepsikan keluarga bisa bermacam-macam. Saya pernah mendengar teman yang menceritakan keluarga yang bak sebuah meja. Tempat dia beraktivitas dan menaruh barang-barang kesayangannya. Walaupun sebagian besar mengkonotasikan keluarga dalam nuansa positif, ada juga yang memikirkan hal negatif atas keluarga intinya. Menarik juga untuk memikirkan sejenak jika dianalogikan apa peran keluarga bagi pribadi kita. Mungkin akan muncul suatu objek yang tidak dipikirkan sebelumnya,tetapi ternyata cocok mencerminkan peran keluarga bagi kita.
Komentar
Posting Komentar